PERAYAAN MECARU TAHUN SAKA 1936 UMAT HINDU PURA BHUANA PUJA

Setelah mengikuti perayaan Upacara Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan di Candi Prambanan (Minggu, 30 Maret 2014),  umat Hindu Pura Bhuana Puja melaksanakan Upacara Mecaru di sore harinya. Tempat mecaru dilaksanakan di perempatan Dukuh Tagunggede Desa Karanganyar, tepatnya perempatan rumah Bapak Sutadi.
Pada pelaksanaan Upacara Mecaru tahun ini berbeda dengan perayaan tahun kemarin. Tahun ini pelaksanaannya lebih terkonsep dan sudah direncanakan jauh-jauh hari yaitu dengan menampilkan 2 ogoh-ogoh yang sebelumnya hanya 1 ogoh-ogoh saja, rute pawai juga lebih jauh, proses pembakaran dilakukan di Lapangan,  atraksi memanah, dan keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat sekitar. .
Pada bulan Desember 2013 pemuda sudah mengawali dengan membuat kerangka ogoh-ogoh yang bahannya dari besi. Proses pembuatan ogoh-ogoh memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena ukuran lebih besar dan jumlahnya 2, hampir setiap hari pemuda bersama-sama mengerjakannya sedikit demi sedikit agar sampai hari menjelang Upacara Mecaru dapat terselesaikan.

             Di samping itu untuk pada hari menjelang upacara mecaru semua umat khususnya pemuda berkumpul untuk mempersiapkan, menata dan mengecek apa kekurangan-kekurangan, agar acara terlaksana dengan baik.

Hasil Ogoh-ogoh yang telah di buat oleh para Pemuda.

Rombongan Pemuda sedang latihan gamelan untuk mengiringi Pawai di Upacara Mecaru



UPACARA MECARU
                 Sekitar pukul 18.00 WIB umat sudah mulai berdatangan untuk mengikuti proses Upacara Mecaru. Persembahyangan dilaksanakan di Pura Bhuana puja yang dipimpin oleh Pinandita Wandi Siswomiharjo. Umat yang ikut serta lebih banyak dibanding tahun lalu, hingga di bagian pura Madya mandala penuh dan sebagian umat bersembahyang di luar Pura.

                 
Setelah persembahyangan selesai dilajutkan dengan Pawai Ogoh-ogoh menuju tempat Mecaru. Berikut adalah Urutan Pawai menuju tempat Mecaru:

1.   Urut Pawai dipimpin oleh Pinandita yang membunyikan genta dengan melafalkan mantram-mantram suci di bagian depan.
2.   Urutan kedua dibelakang Pinandita diikuti  9 orang putri yang membawa perlengkapan Mecaru.
3.   Urutan ketiga diikuti 2 orang prajurit cilik yang membawa tongkat.
4.   Urutan keempat yaitu 4 orang yang membawa sesaji/banten.
5.   Urutan kelima diikuti 4 Prajurit yang membawa Panah.
6.   Urutan keenam adalah Para Pemuda yang berjumlah 8 orang membawa Ogoh-ogoh yang berwarna Merah.
7.   Urutan ketujuh, diikuti Para Pemuda yang membawa Ogoh-ogoh yang berwarna Biru.
8.   Urutan Kedelapan yaitu rombongan pengiring musik yang membawa alat-alat gamelan.
9.   Dan urutan kesembilan adalah rombongan Umat Hindu Bhuana Puja.











Setelah Upacara Mecaru selesai Ogoh-ogoh dibawa ke Lapangan untuk prosesi Pembakaran. 

Sebelum prosesi pembakaran pemuda melakukan atraksi ogoh-ogoh di mainkan di lapangan.

          
              Pembakaran Ogoh-ogoh dilakukan dengan atraksi memanah yang dilakukan oleh 4 orang pemuda yang terdiri dari 4 penjuru yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat. Prosesi pemanahan dilakukan secara bergantian. Sebelum atraksi memanah pemuda diberi percikan air suci dan pengenaan Bija oleh Pinandita .



Setelah Atraksi Memanah selesai dilanjutan Atraksi Kembang api.